Inovasi Batik: Astoetik bersama Mahasiswa Magang Wirausaha Merdeka UMS 2022 Membuat Ecoprint Kombinasi Batik tulis

Saat ini trend mode fashion telah berkembang pesat. Seiring berjalannya waktu, telah bermunculan inovasi-inovasi baru yang semakin memperkaya keanekaragamannya, baik corak, warna maupun tampilan desainnya yang turut meramaikan khazanah fashion Tanah Air. Seperti misalnya dalam dunia batik. Kini, batik tak lagi dipandang kuno. Berbagai motif batik modern semakin banyak bermunculan dengan motif yang lebih trendi dan warna-warna atraktif.

Berangkat dari itu, Astoetik bersama dengan mahasiwa magang wirausaha merdeka program kampus merdeka Universitas Muhammadiyah Surakarta 2022 menciptakan inovasi batik dengan mengkombinakasikan ecoprint dengan batik tulis. Sesuai dengan namanya, ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan- bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting, yang nanti nya akan di kombinasikan dengan batik tulis. Kali ini mahasiswa magang wirausaha merdeka UMS 2022 menggunakan daun jati sebagai pewarna.

Langkah pembuatan ecoprint diawali dengan pengolahan kain atau mordanting yaitu perendaman kain menggunakan air tawas dan larutan cuka selama satu hari. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan kain dalam menyerap zat warna dan menghilangkan komponen yang menghambat penyerapan zat warna seperti minyak, lemak, lilin serta kotoran lainnya.

Selanjutnya proses pencetakan dilakukan dengan cara merentangkan kain setengah basah kemudian daun yang telah dipilih ditata sedemikian rupa, kemudian dipukul pukul dengan palu atau batu. Kekuatan dalam memukul harus dikendalikan agar daun tidak hancur dan warna meresap dengan baik pada kain.

Kemudian kain digulung pada kayu dengan mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Setelah itu diikat kencang. Lalu tahapan selanjutnya adalah pengukusan selama 2 jam. Pengukusan ini bertujuan agar warna dasar daun keluar.

Setelah proses pengukusan selesai, kain dibiarkan selama 5 jam, kemudian kain dibuka, dibersihkan dari sisa-sisa daun yang menempel pada kain, dan motif pun sudah tercetak di kain.

Untuk proses selanjutnya yaitu pengkombinasian ecoprint dengan teknik batik tulis yaitu dengan membuat motif atau pola pada space kain hasil ecoprint, setelah itu lanjut pada proses pecantingan atau pemberian malam, pada bagian ini hasil motif dari ecoprint akan ditutup dengan lilin malam yang bertujuan agar motif dan warna dari ecoprint tidak hilang ketika proses pewarnaan. Kemudian masuk ke tahap pewarnaan, dan tahapan terakhir yaitu tahap pelodroan atau pelunturan malam.

Batik kombinasi ecoprint dengan batik tulis ini diharapkan mampu menjadi inovasi serta mampu menjaga eksistensi batik itu sendiri sebagai warisan budaya Indonesia.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *